GilaPosting - Komisi I DPR menyambut baik sikap Korea Selatan
yang akan melanjutkan kembali kerjasama proyek jet tempur Korean Fighter
Xperiment (KFX)/Indonesian Fighter Xperiment (IFX).
Sebelumnya
pemerintah Korsel sempat menghentikan proyek ini secara sepihak. Padahal
Indonesia sudah mengirim puluhan insinyur dan mengeluarkan jutaan dolar
untuk proyek prestisius ini.
"Saya kira harus direspons dengan
baik. Pertama karena kita sudah terlanjur mengeluarkan dana untuk
kerjasama itu," kata Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanudin, Selasa (7/1).
Selain itu TB Hasanuddin menilai Indonesia memang membutuhkan alih tehnologi untuk membuat pesawat tempur. Saat ini walau TNI AU sedang membangun kekuatan udaranya dengan membeli banyak pesawat tempur, belum ada pesawat tempur yang bisa diproduksi industri pertahanan dalam negeri.
Awal
mula kisah jet tempur KFX/IFX itu dimulai tahun 2011, Indonesia
menyambut tangan Korea Selatan untuk membangun jet tempur. Pesawat ini
lebih mutahir dibanding F-16 C/D atau F-18. Namun masih di bawah F-35
dan F-22.
Proyek besar ini makan biaya USD 8 miliar.
Pembagiannya, Korea Selatan 80 persen dan Indonesia 20 persen. USD 1,6 M
atau Rp 16 triliun akan dikucurkan bertahap oleh Indonesia. Diharapkan
tahun 2024 saat proyek ini rampung Indonesia punya minimal 24 pesawat
tempur tersebut.
Maret 2013, kabar tak sedap datang dari Korea
Selatan. Pemerintah negeri ginseng itu secara sepihak menunda proyek
KFX/IFX. Alasan politik dan transisi pemerintahan dalam negeri mereka
jadi pertimbangan Korea Selatan. KFX/IFX ditunda paling tidak untuk 1,5
tahun.
Namun rupanya awal tahun ini, Korea Selatan kembali
melanjutkan proyet jet tempur KFX. Mudah-mudahan proyek ini bisa terus
berjalan hingga selesai. Tak lagi dihentikan atau ditunda secara sepihak
oleh Korsel sehingga merugikan Indonesia.
Bukankah untuk kapal
selam Korsel pun sempat tak memenuhi janji untuk merakit kapal selam
yang dipesan di Indonesia di dalam negeri? Jangan sampai Indonesia
dirugikan lagi. Cukup sekali saja Indonesia dipermainkan Korsel.
Sebelumnya, kabar proyek KFX berlanjut disampaikan langsung oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
"Ada berita
gembira pengembangan pesawat KFX/IFX dilanjutkan. Beberapa waktu lalu
berhenti, tetapi sekarang sudah disetujui parlemen Korea Selatan dan
ditindaklanjuti," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di
Jakarta, Selasa (7/1).
Proyek bersama yang dimulai pada 2011 lalu
telah berhasil menyelesaikan tahap pertama Technology Development Phase
(TD Phase) pada Desember 2012.
Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie
Sjamsoeddin menambahkan, Kemhan menerima surat konfirmasi dari Korsel
pada 3 Januari 2014 tentang kepastian dilanjutkannya proyek bersama itu.
Dalam
surat konfirmasi itu disebutkan, budjet tahun 2015 sudah diputuskan
parlemen Korea Selatan bahwa akan mengeluarkan anggaran untuk KFX 20
juta dolar AS dan Indonesia sebesar 5 juta dolar AS.
"Tahun 2015,
kita masuki 'development manufacturing', sehingga pada 2014 ini kita
akan segera siapkan personel engineering kita. Desain center Indonesia
di Bandung akan kembali bekerja aktif 2015," paparnya.
-adn-